Jakarta, 20 Juli 2025 – Setelah lebih dari 15 bulan konflik yang menghancurkan Jalur Gaza, Israel dan kelompok pejuang Hamas sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata sementara yang dimulai pada 19 Januari 2025. Kesepakatan ini bertujuan untuk membuka jalur bagi pembebasan sandera, pertukaran tahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang. Antara News+4NU Online+4ANTARA News Kalbar+4
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata
Perjanjian ini mencakup beberapa poin penting:
-
Pertukaran Sandera dan Tahanan: Hamas setuju untuk membebaskan 33 sandera Israel, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia, serta beberapa tahanan militer. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan hingga 1.904 tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup. https://www.metrotvnews.com+1ANTARA News Kalbar+1
-
Penarikan Pasukan Israel: Israel akan menarik pasukannya secara bertahap dari beberapa bagian Jalur Gaza, termasuk Netzarim Corridor, yang strategis. Wikipedia+1The Wall Street Journal+1
-
Pengiriman Bantuan Kemanusiaan: Kesepakatan ini memungkinkan masuknya hingga 600 truk bantuan per hari ke Gaza, termasuk bahan bakar untuk pembangkit listrik dan peralatan medis.
Tantangan dan Pelanggaran
Meskipun gencatan senjata telah dimulai, beberapa tantangan muncul:kompas.id
-
Pelanggaran Gencatan Senjata: Sejak dimulainya gencatan senjata, Israel telah melakukan 265 pelanggaran, termasuk serangan udara yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina. Wikipedia
-
Penundaan Pembebasan Tahanan: Pada 22 Februari 2025, Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina yang dijadwalkan, dengan alasan bahwa Hamas belum memenuhi persyaratan tertentu. Wikipedia
Reaksi Internasional
Kesepakatan ini mendapat sambutan positif dari komunitas internasional:NU Online+1kompas.id+1
-
PBB: Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyambut baik dimulainya gencatan senjata dan menyatakan kesiapan PBB untuk membantu pelaksanaan kesepakatan serta meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. ANTARA News Kalbar+1NU Online+1
-
Negara-negara Arab: Mesir dan Qatar, sebagai mediator, menekankan pentingnya percepatan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa hambatan. Wikipedia
Prospek Masa Depan
Gencatan senjata ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih langgeng. Namun, masih banyak isu yang perlu diselesaikan, termasuk status permanen Gaza, status Yerusalem, dan hak pengungsi Palestina. Negosiasi lebih lanjut diharapkan dapat membahas isu-isu ini untuk mencapai solusi dua negara yang adil dan langgeng. Antara News