
Solo, Jawa Tengah – Dalam langkah besar yang mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama dunia bulu tangkis, PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) meresmikan pendirian Akademi Badminton Internasional Indonesia (ABII) di kota Solo. Akademi ini dibangun melalui kolaborasi strategis dengan produsen peralatan olahraga dunia, Yonex Jepang, serta dukungan penuh dari Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia.
Akademi modern berstandar internasional ini berdiri megah di atas lahan seluas 7 hektar di kawasan Solo Baru, dilengkapi dengan 16 lapangan berlantai kayu kelas dunia, asrama atlet, laboratorium nutrisi dan fisiologi olahraga, serta pusat pendidikan berbasis kurikulum atlet-siswa.
Menjadi Pusat Pelatihan Kelas Dunia
Direktur Akademi, mantan juara dunia dan legenda bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat, menjelaskan bahwa tujuan utama ABII adalah mengintegrasikan pelatihan fisik, pendidikan karakter, dan pembinaan mental-emosional atlet sejak usia muda, sekaligus membuka akses bagi pelatih dan atlet dari Asia Tenggara dan bahkan Eropa.
“ABII bukan sekadar tempat latihan. Ini rumah kedua bagi mimpi-mimpi besar. Kita siapkan talenta muda tak hanya jadi juara dunia, tapi juga pemimpin masa depan,” ujar Taufik dalam pidato peresmiannya.
Yonex berperan sebagai mitra teknologi dan sponsor utama, menyediakan perangkat pelatihan canggih seperti shuttle feeder otomatis, analisis data biomekanik, serta pelatihan berbasis AI untuk membaca pola permainan.
Kurikulum Gabungan: Olahraga, Sains, dan Kecerdasan Emosional
ABII menerapkan kurikulum 3 pilar:
-
Kepelatihan teknik dan taktik bulu tangkis kelas dunia, dipimpin oleh pelatih-pelatih dari Indonesia, Jepang, dan Denmark.
-
Pendidikan formal berbasis Cambridge Curriculum untuk jenjang SMP–SMA, memungkinkan atlet tetap mengenyam pendidikan berkualitas.
-
Pengembangan mental dan manajemen stres atlet, bekerja sama dengan psikolog olahraga dari Universitas Gadjah Mada dan tim sports science UI.
Akademi juga membuka jalur beasiswa penuh untuk atlet-atlet muda dari daerah terpencil dan keluarga kurang mampu, hasil seleksi dari program Talenta Garuda Muda yang menjaring bibit di seluruh provinsi.
Diresmikan Presiden dan Dihadiri Dunia Internasional
Acara peresmian dihadiri langsung oleh Presiden RI, Ketua KONI, Duta Besar Jepang, serta perwakilan dari Federasi Badminton Dunia (BWF). Dalam pidatonya, Presiden menyatakan:
“Dengan ABII, Indonesia tidak hanya mencetak juara, tapi juga membangun diplomasi olahraga yang sejajar di dunia. Ini adalah tonggak baru dalam sejarah olahraga nasional.”
Perwakilan BWF, Thomas Lund, menyatakan kekagumannya terhadap kompleks ini dan berencana mengadakan Kursus Pelatih Internasional BWF Level 3 di Solo tahun depan.
Dampak Ekonomi dan Wisata Olahraga
Pendirian ABII di Solo juga membawa efek domino positif bagi ekonomi daerah. Hotel, penginapan, dan UMKM lokal mengalami peningkatan permintaan sejak pembangunan dimulai tahun 2023. Pemerintah Kota Solo menargetkan kawasan ini sebagai Sport Tourism Hub dengan rencana pembangunan stadion mini, rute lari atletik, dan pusat wisata edukasi olahraga.
Selain itu, rencananya Indonesia Junior Open akan menjadi turnamen tahunan internasional pertama yang diselenggarakan di kompleks ABII mulai Juli 2026, mengundang atlet U-19 dari lebih 20 negara.
Reaksi Publik dan Komunitas Olahraga
Respon dari komunitas badminton Indonesia sangat antusias. Para legenda seperti Susi Susanti, Liliyana Natsir, dan Hendra Setiawan menyampaikan apresiasi di media sosial. Netizen menyebut ABII sebagai “gift untuk masa depan bulutangkis nasional”, sementara masyarakat Solo menyambut bangga fasilitas olahraga bertaraf internasional di kota budaya mereka.
Penutup
Akademi Badminton Internasional Indonesia adalah langkah konkret dan visioner. Di tengah persaingan global yang kian kompetitif, Indonesia menegaskan bahwa kita tak hanya melahirkan juara dari semangat dan talenta, tapi juga dari sistem dan institusi kelas dunia. Dengan ABII, masa depan bulutangkis Indonesia bukan hanya cerah—tapi bersinar dari jantung Nusantara ke mata dunia.