
11 Juli 2025
Kabar membahagiakan datang dari dunia konservasi alam perkotaan. Pulau Rambut, sebuah suaka margasatwa kecil di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta, mencatat lonjakan signifikan kedatangan burung migran pada pertengahan 2025 ini. Data terbaru dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebutkan bahwa lebih dari 6.000 burung dari 37 spesies tercatat mendarat di pulau ini sejak Mei hingga Juli 2025.
Kembalinya ribuan burung migran—seperti cangak abu, kuntul besar, gagang bayam, dan trinil— dianggap sebagai indikator sehatnya kembali ekosistem mangrove dan rawa di pulau tersebut, setelah sempat terancam rusak akibat limbah dan pembangunan ilegal.
Peran Strategis Pulau Rambut
Pulau Rambut merupakan kawasan konservasi seluas 45 hektare yang berjarak sekitar 2 jam dari Pantai Marina, Ancol. Wilayah ini dikenal sebagai tempat bersarang dan transit burung air dan laut, baik dari Asia Timur maupun Australia.
🌿 Ekosistem utama:
-
Hutan mangrove lebat
-
Padang lamun dan pasir pantai
-
Koloni sarang di pohon bakau dan waru
-
Perairan dangkal sebagai tempat mencari makan
Program Pemulihan dan Konservasi
Sejak 2021, Pemprov DKI bersama LIPI dan lembaga internasional seperti Wetlands International menjalankan program “Pulau Rambut Reborn” yang mencakup:
-
Penanaman ulang 100.000 bibit mangrove
-
Relokasi kegiatan manusia dan pembangunan pos jaga
-
Penghapusan jalur kapal motor dan jet ski di radius 2 km
-
Instalasi kamera pemantau dan stasiun data iklim
📈 Dalam laporan 2025, indeks biodiversitas burung di Pulau Rambut meningkat 180% dibanding 2020.
Pusat Edukasi Konservasi
Selain sebagai lokasi konservasi alam, Pulau Rambut kini juga menjadi pusat pendidikan lingkungan bagi siswa sekolah dasar hingga universitas.
Program edukasi “Ranger Cilik Pulau Rambut” melibatkan lebih dari 1.200 pelajar tiap semester untuk belajar langsung tentang pentingnya burung migran dan fungsi mangrove sebagai pelindung pesisir dari abrasi dan tsunami.
Tantangan & Ancaman
Meski mengalami pemulihan, kawasan ini masih menghadapi tantangan:
-
Sampah plastik dari laut
-
Perburuan telur ilegal
-
Polusi suara dari kapal wisatawan liar
Pemerintah berkomitmen memperkuat patroli terpadu dan memberi sanksi tegas kepada pelanggar.
Kesimpulan
Kembalinya burung migran ke Pulau Rambut bukan hanya menjadi simbol keberhasilan konservasi kota, tetapi juga bukti bahwa alam bisa pulih jika manusia bertindak tepat dan bertanggung jawab. Jakarta kini memiliki alasan lebih untuk bangga—bahwa di tengah hiruk pikuk ibu kota, masih ada oasis alam yang hidup dan bernyanyi.